Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) resmi menutup seluruh jalur pendakian Gunung Gede dan Pangrango untuk sementara waktu. Penutupan ini mulai berlaku pada Senin, 13 Oktober 2025, berdasarkan Memorandum Direktur Jenderal KSDAE Nomor M.105/KSDAE/PJL/KSA.04/10/2025 yang diterbitkan pada 9 Oktober 2025 tentang pengelolaan aktivitas pendakian di kawasan taman nasional.
Gunung Gede Pangrango dikenal sebagai salah satu destinasi favorit para pendaki di Indonesia. Keindahan alam pegunungan tropis, kekayaan flora dan fauna endemik, serta letaknya yang strategis di antara kawasan Jabodetabek dan Sukabumi, menjadikannya tujuan populer. Namun, tingginya minat pendaki justru menimbulkan masalah baru — menumpuknya sampah di jalur pendakian.
Baca juga: Bogor Single Window: Layanan Digital Terpadu Pemerintah Kota Bogor
Menurut Arief Mahmud, Kepala Balai Besar TNGGP, meningkatnya jumlah pendaki menjadi tantangan dalam pengelolaan sampah dan daya dukung kawasan. “Tingginya antusiasme pendaki harus diimbangi dengan kesadaran menjaga kebersihan. Masalah sampah ini sudah berulang kali menjadi perhatian publik karena berpengaruh terhadap kenyamanan dan kelestarian ekosistem taman nasional,” ujarnya pada Minggu, 12 Oktober 2025.
Selama masa penutupan berlangsung, pihak taman nasional akan melakukan pembenahan menyeluruh terhadap sistem pengelolaan pendakian dengan mengusung konsep “Zero Waste Wisata Pendakian Gunung”. Program ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari petugas taman nasional, komunitas pecinta alam, akademisi, mitra usaha, hingga pelaku wisata. Fokus utama kegiatan ini adalah pembersihan, pengangkutan, pemilahan, serta pengolahan sampah di seluruh jalur pendakian.
Tak hanya soal kebersihan, BBTNGGP juga akan memanfaatkan masa penutupan untuk menata ulang sistem pendakian dan fasilitas umum. Beberapa langkah strategis yang akan dilakukan meliputi:
-
Evaluasi sistem perizinan dan pendaftaran pendaki.
-
Penataan ulang basecamp serta fasilitas dasar di titik-titik pendakian.
-
Peningkatan sarana, prasarana, dan sistem pengawasan lapangan dengan memanfaatkan platform digital SIAP GEPANG.
-
Revitalisasi layanan pendakian, termasuk pembaruan basis data pendaki, pelatihan bagi pemandu dan petugas lapangan, serta pengembangan program edukatif “Pendaki Cerdas” yang menanamkan nilai-nilai peduli alam dan tanggung jawab terhadap sampah.
BBTNGGP juga menyerukan dukungan dari seluruh pihak agar ikut menjaga kelestarian Gunung Gede Pangrango sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap lingkungan.
Sebelumnya, media sosial ramai memperbincangkan video yang menunjukkan jalur pendakian Gunung Gede Pangrango dipenuhi tumpukan sampah. Dalam video tersebut, terlihat berbagai jenis sampah berserakan di beberapa titik, membuat jalur yang seharusnya asri dan hijau tampak kotor akibat ulah pendaki yang tidak bertanggung jawab.